:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1588019/original/097014900_1538998899-PG_1.jpg)
Adanya kejadian bencana hidrometeorologi yang lebih banyak terjadi di Tanah Air menjadi bukti kuat Indonesia termasuk salah satu negara di dunia yang rawan bencana. Indonesia rentan terhadap bencana. Dalam World Risk Report 2016, Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan risiko bencana tinggi.
Direktur Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Sri Tantri Arundhati menjelaskan, kategori kerentanan nasional dilihat dari kondisi seluruh wilayah Indonesia. Data berasal dari Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014.
“74 persen wilayah Indonesia masuk kategori ‘cukup rentan.’ Kemudian 10 persen wilayah ‘tidak rentan’, 9 persen wilayah ‘agak rentan’, 4 persen wilayah ‘rentan’ terhadap bencana. 3 persen wilayah Indonesia bahkan masuk kategori ‘sangat rentan,” papar Tantri sebagaimana tertulis dalam pemaparan presentasinya.
Faktor perubahan iklim (temperatur suhu) dan permukaan suhu air laut memengaruhi kerentanan Indonesia terhadap bencana hidrometeorologi. Di luar skenario terbutuk (RCP8,5), kenaikan suhu rata-rata Indonesia diproyeksikan di bawah 2 derajat Celcius, menurut data Indonesia National Communication 2016.
Namun, perlu dicatat penyebaran proyeksi iklim mengandung ketidakpastian (uncertainty). Dalam perhitungan kenaikan tertinggi suhu rata-rata proyeksi di Indonesia berpotensi mencapai nilai yang sama seperti pada rentang temperatur global pada tahun 2100, yaitu lebih dari 4 derajat Celcius. Proyeksi perubahan suhu air laut, hasil model Regional Ocean Modeling Systems (ROMS) tahun 2006 sampai 2040 menunjukkan, suhu Permukaan Laut (SPL) berubah dengan cepat dengan rata-rata SPL regional naik lebih dari 0,25 derajat Celcius per dekade.
Hasil proyeksi ini relatif sesuai dengan pengamatan menggunakan data satelit dan data direkonstruksi. Tingkat kenaikan SPL tertinggi kemungkinan akan terjadi di Laut Tiongkok Selatan dan Selat Karimata yang mencapai 0,5 derajat Celcius per dekade.
”Tingkat kenaikan SPL di Laut Jawa, Laut Banda, Laut Sulawesi, dan laut sekitarnya berkisar antara 0,2 hingga 0,3 derajat Celcius per dekade. Sementara itu, tren kenaikan (permukaan suhu air laut) di Pasifik, bagian utara Papua mungkin menjadi yang terendah dibandingkan dengan tingkat kenaikan di daerah lain,” Tantri melanjutkan.
Anomali curah hujan juga menjadi faktor Indonesia rawan bencana. Hal ini terlihat tidak hanya dari kejadian bencana selama kurun waktu Pada periode 2026-2050, anomali curah hujan bulanan melebihi 200 mm per bulan diproyeksikan meningkat di beberapa wilayah, seperti Kalimantan dan Sulawesi. Potensi kenaikan curah hujan diproyeksikan akan terus meningkat pada tahun 2051-2075 dan 2076-2100. Kenaikan ini seiring peningkatan ketidakpastian perubahan anomali curah hujan di masa depan.
from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/2LAkX5LBagikan Berita Ini
0 Response to "7 dari 10 Bencana di Indonesia Terkait Perubahan Iklim"
Post a Comment