Sebelumnya, Arum Atmawikarta mengatakan, harga rokok sebaiknya dinaikkan ke level yang sulit dijangkau oleh usia yang belum bekerja. Dengan demikian kebiasaan merokok terutama di kalangan pelajar dapat dikurangi.
Menurut dia, harga rokok yang ideal adalah di angka Rp 10 ribu per batang. Dengan begitu diharapkan akses terhadap rokok apalagi dari generasi muda dapat dihambat.
"Realistis berapa? Kalau saya pakai teori uang jajan sekolah. Jadi kalau ibu-ibu beri uang jajan Rp 10 ribu. Kalau kita mau supaya anak-anak tidak merokok, maka satu batang rokok minimal harganya Rp 10 ribu. Jadi kalau 12 batang (satu bungkus) Rp 120 ribu," jelas dia.
"Ini pilihannya. Jadi itu harganya. Untuk memastikan anak-anak tidak bisa membeli rokok," imbuhnya.
Harga rokok eceran yang dijual saat ini terlalu murah. Murahnya harga rokok inilah yang menyebabkan rokok mudah didapatkan.
"Rata-rata harga rokok itu Rp 15.000 per bungkus. Selain itu bisa juga dibeli per batang satu batang harganya Rp 1.500, bahkan ada Rp 600, Rp 400," tegasnya.
Wakil kepala pusat ekonomi syariah FEB UI, Abdilah Ahsan mengatakan, berdasarkan penelitian di berbagai negara, jika cukai rokok dinaikkan sebesar 10 persen saja maka akan dapat menurunkan jumlah perokok di kelompok masyarakat miskin sebesar 16 persen sementara penurunan perokok di kalangan masyarakat kota sebesar 6 persen.
"Jadi kalau harga rokok naik ke Rp 50 ribu tentu akan turun jumlah perokok," kata dia.
Selain itu, pemerintah juga sebaiknya membatasi penjualan rokok, terutama untuk kalangan pelajar. "Kalau boleh memang tidak ada penjual rokok di sekitar sekolah. Sekarang ia dengan mudah sekali dia mendapatkan. Dengan ketengan (eceran) lagi," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2KLYL2VBagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonomi RI Bakal Melonjak Jika Jumlah Perokok Berkurang"
Post a Comment