:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/679847/original/ilustrasi-politik-uang-140520-andri.jpg)
Eka menilai, dari berbagai riset yang ada, kecenderungan kecerdasan para pemilih untuk menerima imbalan uang atau barang dari caleg masih cukup berpotensi.
"Namun tidak ada garansi bagi pemilih untuk memilih calon yang sudah memberi imbalan karena saat ini masyarakat sudah pandai melihat rekam jejak calon yang baik untuk menjadi wakil rakyat," tutur Eka.
Dia mengatakan, melihat kenyataan saat ini bahwa praktik politik uang telah begitu melekat dalam kehidupan masyarakat, mulai dari tingkat bawah hingga atas, maka persoalan yang pelik ini harus disikapi dengan serius.
"Persoalan yang terkesan remeh, namun memiliki implikasi negatif yang sangat besar bagi perkembangan demokrasi dan penegakan hukum di Indonesia. Sebab, dengan praktik janji-janji dan beli suara membuat proses politik menjadi bias," pungkas Eka.
Akibat penyalahgunaan uang, Eka menegaskan, Pemilu sulit menampakkan ciri kejujuran, keadilan, serta persaingan yang adil.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ketua Gakumdu Panwaslu Joharudin mengatakan, uang tunai diamankan beberapa jam sebelum pencoblosan.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bukan Uang, Ini Strategi Ampuh Agar Caleg Raih Simpati Masyarakat"
Post a Comment