Search

Jejak Sukarno di Restoran Tua Beijing

Saat meresmikan pendirian Pusat Kerja Sama Indonesia-Tiongkok yang diberi nama Rumah Soekarno pada 12 Oktober 2015 di Qin Hai Distrik, Shenzhen, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, mengungkapkan eratnya hubungan bilateral kedua bangsa dan negara.

Mega menceritakan kembali kenangan ayahnya, Presiden Sukarno ketika berusaha meyakinkan pemimpin Tiongkok Mao Zedong untuk keluar dari isolasi dunia dan terlibat dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung, Jawa Barat.

Menurut Mega, hubungan kedua bangsa dan kedua negara telah berjalan sangat lama. Antara lain ditandai dengan pelayaran serta kunjungan Laksamana Cheng Ho ke Indonesia pada abad 15 yang sekaligus menjadi tonggak bagi terbangunnya hubungan kedua bangsa serta negara yang semakin kokoh hingga kini.

"Eratnya hubungan Indonesia dan Tiongkok juga telah terbukti berhasil melewati berbagai tantangan, pasang surut, hingga kini menjadi mitra strategis komprehensif dan saya berharap hubungan ini akan semakin erat, luas dan mendalam di waktu-waktu mendatang," tutur Mega.

Peresmian Soekarno House ditandai dengan pembukaan selubung yang menutupi batu marmer bertuliskan Rumah Soekarno di bagian depannya. Dan pesan dari Presiden kelima Indonesia tersebut di bagian belakang.

Pesan yang terpahat pada batu marmer dengan panjang 1,8 meter dan tinggi 1,4 meter tersebut berbunyi:

"Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, di sini dibangun 'Rumah Soekarno' (Pusat Kerja Sama Indonesia-Tiongkok) sebagai saksi mata tentang kekalnya hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Indonesia dan Tiongkok."

"Semoga 'Rumah Soekarno ini mejadi salah satu tonggak bagi harapan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah untuk kedua bangsa yang bersaudara. Tertanda Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 Republik Indonesia."

Hubungan yang erat Indonesia-Tiongkok yang dimulai antara pemimpin kedua negara, dibenarkan oleh Zhang Bijian. Dia merupakan seorang kader senior Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang hadir kala Sukarno berkunjung ke Tiongkok pada 1956. Dia menjadi saksi sejarah betapa Presiden pertama sekaligus proklamator RI itu sangat dihormati dan dicintai rakyat Tiongkok.

Zhang Bijian menambahkan, sebagai kader muda PK kala itu, dia merasa bangga menyaksikan pemimpin kedua negara bersahabat erat yang menjadi landasan bagi kerekatan hubungan kedua negara.

Saksikan video menarik berikut ini:

Foto Sukarno dan Soeharto dilarang dipasang di spanduk kampanye

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2T4pXiC

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jejak Sukarno di Restoran Tua Beijing"

Post a Comment

Powered by Blogger.