:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2372144/original/079118500_1538458171-image.jpg)
Program Pangan Dunia mengatakan, "samudera pedalaman" di Mozambik meluas hingga "bermil-mil ke segala arah," di mana para korban berdesakan di atap rumah dan berpegangan pada pohon, menunggu untuk diselamatkan. "Orang yang terlihat dari udara mungkin yang beruntung."
Juru Bicara Senior World Food Program, Herve Verhoosel melanjutkan, korban yang tengah menunggu diselamatkan dan bertahan di atap rumah termasuk orang-orang yang beruntung. Mereka juga berdesak-desakan di atap rumah.
Melansir laman NPR, sebanyak 1,7 juta orang tinggal di jalur badai di Afrika Selatan. Masalah terbesar kini adalah menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan dan penyelamatan.
"Semua jalan diblokir. Banyak jembatan rusak. Bahkan pelabuhan rusak," kata Verhoosel. Tidak ada listrik. Jelas tidak ada juga telepon. Tidak ada internet. Akses dan komunikasi adalah masalah utama pertama bagi kami untuk menjangkau korban."
Mozambik, Malawi, dan Zimbabwe melaporkan ratusan orang tewas dan terluka. Jumlahnya diperkirakan akan meningkat. Euloge Ishimwei, juru bicara Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, mengatakan kepada NPR,
"Begitu banyak orang kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Begitu banyak orang kehilangan segalanya. Mereka terluka dan harus dibawa ke rumah sakit."
Hujan deras diperkirakan akan berlanjut hingga Kamis, 21 Maret 2019 dan merendam lebih banyak daerah.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2FngaPLBagikan Berita Ini
0 Response to "Korban Badai Idai di Mozambik Bertahan Matian-matian Menunggu Diselamatkan"
Post a Comment