Liputan6.com, Amsterdam - Beberapa musim terakhir Liga Champions menunjukkan keunggulan tiga gol tidak lagi berarti banyak. Tottenham Hotspur dan Liverpool jadi dua tim teranyar yang memperkuat fenomena tersebut.
Sebelumnya tim hampir dipastikan melangkah ke babak berikut jika memimpin tiga gol. Banyak faktor memainkan peran. Mulai kedisiplinan tim dalam menjaga supremasi hingga rendahnya motivasi lawan yang tertinggal.
Namun Liga Champions menghadirkan tren baru. Tottenham dalam kedudukan 0-3 ketika Matthijs de Ligt dan Hakim Ziyech merobek gawang Hugo Lloris di Johan Cruyff Arena, Kamis (9/5/2019) dini hari WIB, setelah sebelumnya tumbang 0-1 di pertandingan pertama.
Namun, hattrick Lucas Moura membantu Tottenham berjaya dan unggul agregat gol tandang. "Kami tidak pernah menyerah. Semangat itu penting. Taktik atau perubahan gaya bermain tidak berperan sama sekali," kata manajer Tottenham Mauricio Pochettino, dilansir Guardian.
Sehari sebelumnya, Liverpool menghancurkan Barcelona 4-0 untuk membalikkan keadaan usai menyerah 0-3 pada pertemuan pembuka. Berbekal comeback tersebut, Tottenham dan Liverpool kini memperebutkan trofi Liga Champions di Wanda Metropolitano pada 1 Juni mendatang.
from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/2E1rSieBagikan Berita Ini
0 Response to "Liga Champions: Ketika Keunggulan 3-0 Tidak Lagi Berarti"
Post a Comment